Monday, April 18, 2016

Hal yang Selalu Aku Tanyakan

ada yang selalu kutanyakan, kepada penyair
tentang huruf yang hilang dalam puisi ini. aku curiga
kau mencurinya, tanpa alasan. sama seperti kenangan-kenangan
yang kau
    hilangkan
dan darahku
   kau
      kering kerontangkan
masihku mencari-cari, gelisah 
dengan mata yang kedua bolanya, merah
ada huruf yang hilang dari puisi ini, entah
dengan mata yang kedua bolanya, pecah

ada yang selalu kutanyakan, kepada penyair
tentang huruf yang hilang dalam puisi ini, masihkah bisa jadi syair
sampai kapan kumelipir dan mangkir?
Sen yıllardır yazıp bitiremediğim şiir
  
Senin, Selasa; kau menggoyang cakrawala, 
kedatanganmu serupa deru gempa pada semesta
Senin, Selasa; matamu langit tosca
Anladım sendin aradığım hayatım boyunca 

ada yang selalu kutanyakan, kepada penyair
tentang huruf yang hilang dalam puisi ini; Ah ya sudah, biarkanlah. mungkin
ketidaksempurnaan akan selalu jadi teka-teki.
sampai bertemu lagi dalam waktu yang mati

kini kutanyakan padamu, bukan pada si penyair lagi;
bolehkah aku pinjam itu mata coklat selai roti?
supaya nanti, lain kali saat mencuri
bisa kau aku pergoki.


* Anggap saja ini sebuah alegori. Bagiku, kau adalah intrepretasi dari segala bentuk puisi.

2016.

No comments:

Post a Comment