Sunday, March 27, 2016

Buron

Aku resmi jadi buronan
Semalam
Aku curi
pijar pijar matamu
wangi tubuhmu
aku ringkus 
senyummu
  seluruh waktumu

Kutinggalkan pesan pada saku kemeja yang kau tanggalkan;
Jangan lantas cari aku! Tunggulah aku menyerahkan diri kepadamu.

Maret 2016.

Sunday, March 20, 2016

Adalah Dia

Adalah penyair, (yang telah lama) duduk merebah, Ia
Lelah, larik-lariknya mengkristal begitu saja, didiamkan mengental
Dalam prosa yang tak berjiwa, tergantung di ujung-ujung rima,
Oh tetapi, Kali ini berbeda! Kata penyair. Pun ditelaahnya;

Puisi ini. Yang kemudian mengurai metafora, mengintip
Rahasia apa yang dititipkan semesta. Kepada siapa sajak-sajak
Akhirnya menjelma jadi makna, dan dengan-
Tanpa tergesa, ini kekata mewujud jadi rasa
Ada rindu yang setia mengendap lewat; Ia
Menyublim. Lewat udara, lewat senja yang sederhana
Adalah penyair, (yang ternyata telah)  jatuh cinta
      dengan sukarela


20/03/2016
23.02

Saturday, March 5, 2016

Embun Pada Bangku

Aku ingin menceritakan
sebuah pertemuan kecil
      di suatu sore
dengan rerintik--angin
angin meniup, mengail
lewat cuping hidungku-
wangi menyengat aroma tubuhmu
hatinya serupa candu yang memikat--ah mungkin aku jatuh;

mata jingga mengilap mengganti bintang di sela-sela ranting
dan malam tidak membuat hening
kemudian dari stereo, kutanya apakah
lagu-lagu Banda Neira akan menyejenakkan
pusing
kau terkekeh, - ketika berdua mendengarkan
datanglah tiga kucing. putih hitam dan emas kuning
salah satunya bunting,
"lihat ada pesawat menguing-nguing!" dasar kau
bocah,
sahutmu keaku
..can I take it to a morning?.. --ah mungkin aku jatuh;

bulan meluntur, lamat-lamat
menertawakan aku yang sedari tadi, lama-
menyusun sajak,
dan tanganku hanya bisa melipat,
di senyumnya aku
      hilang jejak
curang,
hidungnya, kacamatanya, juga tempias pipinya
  merebut ruang,
semacam yang membuat petualang lupa jalan pulang

semoga
lampu-lampu kecil yang kerlapkerlip
membawamu kembali,
dari-
ibukota
untuk bertemuku lagi
di-
Bandung utara
dan memberi satu peti
rindu yang
telah ditabung lama-lama
             apalagi yang memikat dari sini untuk seorang bocah perantau?
(aku memerhatikan saat) kau meminum bir dengan mata yang disipit-sipitkan
lagunya diigau-igau,
lantas rambutku helainya dipilin dan kaumainkan
(aku tak menoleh saat) kau menengadah mencari sisa bintang yang tadi kita hitung dan terlewatkan
tertawa kita parau
 hingga mitos Sirius kau lebar-panjang jelaskan

aku ingin menceritakan--ah mungkin aku jatuh....
        tunggu, tunggu sebentar!
ini langka. ingin kukristalkan
suasana
dalam satu kotak kaca
sebelum akhirnya tubuhku limbung
alamak, kepalaku pusing tujuh keliling.
(kau dan tempat ini benar-benar membuatku miring)

2016.