Saturday, August 25, 2012

Kau Mau Aku Ajak Bertualang ke Bimasakti, Tepatnya.

Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, di atas bintang bintang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, aku pernah tersesat dari malam hingga siang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, aku pernah bawa ribuan cahaya susahnya seirama gemilang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, di sana ada milyaran indah yang cemerlang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, disitu aku memetik kejora seperti indah mawar satu batang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, aku pernah menerobos masuk pandora, padahal itu dilarang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, di sana, siut angin lalu lalang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, aku biasa termenung di pojokan yang tak berpalang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, di belokan utara ada replika menara, oh mungkin setraduta? Ada senyum yang sepucuk di sana, manisnya bukan kepalang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, ada bahagia yang biasa dipetik di ladang
Kau mau aku ajak bertualang?
Ke bimasakti tepatnya, alamatnya sudah ku tuang dalam kertas merang kau tinggal merapalnya dan kutunggu kau datang
Kau mau aku ajak bertualang?
Oh, kali ini kemanapun,
Karena bimasakti serupa duniamu
Aku boleh kan
Mengajakmu
Dan tidak kembali,

Pulang?

Bahureksa 25 Agustus

Kalaulah ku sebut permulaan, biarlah ia indah seperti rinai gerimis petang
Kalaulah ku sebut awal dari segala, biarlah ia layak selaksa, melompati rahasia
Kalaulah ku sebut indah, biarlah ia menjadi sebegini ada, sederhana, diantara kerling mata, ditiap lipatan rasa, dikerinduan celoteh jenaka tawa

25 agustus 2012

Thursday, August 23, 2012

Setidaknya

Setidaknya, senja mau pulang membujuk lembayung ke peraduan
Setidaknya, malam mau membungkus bulan jadi purnama
Setidaknya, peparu mau mengantar napas jadi cekat tersendat
Setidaknya, ada nadi yang mau menjilat darah jadi aliran
Setidaknya, ada jiwa yang mau mencari relung untuk hidup
Setidaknya, ada kamu yang senyumnya Ranum terlukis
Setidaknya, ada Merah yang mau menyemburat dari pipi
Setidaknya, bukan matahari yang menjadikannya Fatamorgana

Saturday, August 18, 2012

Ratu, kataku, ratu dengan raut wajah carut marut duduk di singgasana
Alisnya naik satu, cintanya belum kunjung pulang, gelisahnya gemulai
Indah cemasnya, cantik penasarannya, sedihnya maut tak kepalang
Hendaknya sang cinta yang didamba segera berpulang
Atau bagaimana pun cara agar ratu diam, ratu tidak kesana-kemari
Nanti, nanti juga tenang sendiri

Wednesday, August 1, 2012

Kau mengendap, hatiku kau sadap. Sialan, tidak mau ku buang, apalagi hilang

Sebening embun matamu mengerling, kutenggelamkan rasa di sana dan berbaring. Kau tahu aku tak bisa bersembunyi, dalam pikiran mu aku bernyanyi.

Andai Dia Tahu

Ini pertemuan pertama, semua mengalir menuju muara sempurna. Di depanmu aku bebas bagaimana saja, kau jadikan aku apa adanya. Kau tak membebaniku, kau menerimaku yang begini adanya.

Entah namanya apa, kurasa kalau cinta, perlulah waktu lebih lama. Pun ini perkenalanku denganmu masih minggu pertama. Rasanya kau beda, kau lain. Kau seperti yang datang lalu waktu.

Ku harap kau tetap menjaganya sebegini rasa. Sederhana. Walau nantinya berujung cinta.