Friday, May 8, 2015

Misal, aku embun yang tak sempat menyinggahimu. Dan kau, bunga yang tertunduk menampi sedih. Mungkin kita biarkan saja, kepodang menyimpulkannya dalam lagu pagi yang sumbang.

Misal, aku hujan yang tak sempat mengunjungimu. Dan kau, kota yang diselimuti debu-debu kemarau. Mungkin kita biarkan saja, angin barat memahaminya dalam tiup paling gersang.

Misal, aku purnama yang tak sempat menemuimu. Dan kau, malam yang pekat oleh gelap. Mungkin kita biarkan saja, matahari memahaminya dalam terang yang lebih awal dari pagi.

Misal, aku adalah aku yang tak sempat berujar padamu. Dan kau adalah kau yang kurahasiakan dari ucap. Mungkin kita biarkan saja, pepuisi memahaminya dalam larik-larik yang lebih leluasa berbicara.

Misalkan aku,
dan,
kau 
adalah sesuatu.

Friday, May 1, 2015



Seperti puisi dulu aku mengenalmu
Dekat danau tenang, dekat rumput ilalang
Matahari menyalakan kita
Dalam kobaran rindu. Seperti puisi aku menyentuhmu
Dengan jemari embun
Seperti puisi
Aku memandikanmu dalam pagi yang menggenang
Seperti puisi gairah ini kupadatkan, rindu ini
Kukentalkan.