Tuesday, April 23, 2013

Tik,tok.


Beberapa menit sebelum menulis ini, saya tergeletak di atas kasur dan mulai sibuk gadget-ing, check path, line, BBM dengan sahabat-sahabat, melamun, gelisah, lalu merenung.

Hal apa yang kiranya baik untuk menutup tahun ini? setelah berjalan-jalan sore tadi, saya memutuskan untuk menulis. oh ya, sebelum menulis,tidak lupa saya bersyukur. berterima kasih, atas usia dan waktu yang (ternyata) masih dipercayai untuk tetap bersama saya. Hingga saat ini.

Dan apa yang mau ditulis? Tentang apa? Tentang berterima. Hal baik yang harus dibiasakan, ya toh?

Di awal delapan belas tahun saya, tepatnya setahun lalu, masih galau-galaunya tentang kelulusan Ujian Nasional, lupa persisnya, tapi yang saya ingat bulan April tahun lalu masih berbau khas kertas LJK (lebay).

Di delapan belas tahun pada awalnya, diwarnai banyak keputusan-keputusan berat yang harus saya ambil, ada beberapa kehilangan (dengan sengaja dihilangkan, sebenarnya) yang begitu besar, yang kata orang, berani-beraninya, dan sangat bodohnya saya untuk menghilangkan itu, bersanding dengan ketiadaan, saya juga mendapatkan kelahiran-kelahiran baru yang amat-sangat-berharga. Ada gula, ada kopi, ada manis ada pahit, ada masa galau, bahagia, labil, stabil dan keselaluan berproses. 

Awal perkuliahan, proses. Awal pedekate, proses. Awal pendewasaan, proses. Semua awal dan berproses. Awal memilih mana yang baik, enak, salah, sakit, benar, juga proses. Sampai umur ke delapanbelas, saya (masih) termasuk orang yang mempercayai proses. Momentum awal perkuliahan, misalnya; orang baru, transisi dari putih abu menjadi ‘maha’-siswa, bertemu dengan banyak orang, banyak ilmu, banyak pelajaran. Kebiasaan baru, passion baru, target-target baru, impian baru, yang rasanya, ‘perkuliahan’ mendekatkan dan menjadi regulator, fasilitator itu semua. Oh ya, khusus saya mengucap terima kasih untuk mimpi-mimpi lama yang betah dan tanpa menjadi usang, selalu berada dekat saya. yang sampai sekarang nyatanya masih belum kesampaian, he..he.. terima kasih untukNya, atas izinnya lah saya diberikan konsistensi untuk terus percaya pada  mimpi.

Bagaimana semua itu melatih saya, untuk menjadi orang yang lebih ‘manusia’. Lebih melihat, mendengar, lebih vokal, lebih peka. Segala bentuk diskusi dengan orangtua, dengan teman, pacar, sahabat, adik-kakak. Segala macam perdebatan, perkelahian, ketidaksamaan sudut. Segala jenis keputusan, musyawarah, mufakat. Mengalah, keluar dari ‘kotak aman’ kita, untuk belajar lebih berani pushing limits saya, mencomot comot hal yang dirasa positif dan match dengan kepribadian, membentuk, menebalkan, mengasah karakter dan menabraknya dengan hal kontras,  untuk menjadi pribadi yang semakin tumbuh berkembang.

Dari sekian banyak yang harus diucapkan terima kasih, dan tanpa bermaksud memilah-milah karunia yang telah diberi, saya amat sangat bahagia. 
Doa saya di  awal April tahun lalu, didengar dan dikabul, saya diperkenankan, didekatkan, dipercayai, hingga akhirnya diberikan (juga tentu memiliki) yang saya butuhkan.


Banyak terima kasih, untukNya. Atas segala. Duka, bahagia, adalah karunia.

Wednesday, April 17, 2013

Baju yang Ku Pinta Sore Tadi

Selepas mandi dan menyeduh secangkir teh di sisa limabelas menit sebelum tidur, seperti biasa.

Lagi lagi kamarku wangi kamu, ketika aku sejenak memejamkan mata untuk bernyanyi tenang,
lagi lagi kamarku wangi kamu, lantas kamu bergelayut di kantuk-kantukku
lagi lagi kamarku wangi kamu, lantas kamu menutup cahaya lampu untuk menyuruhku tidur
lagi lagi kamarku wangi kamu, lantas kedua matamu meninabobokanku
tanganmu dan tanganku bercengkrama, lalu lelah kita berpelukan

Sebelum (Ku) Tidur

sebelum kau menceritakan bulan yang semayam di mata kananmu, kau
selalu mengantarkanku pada senja di pelipis,
lalu keningmu mengucurkan air, dan dari kepalaku ada asap mengepul
rinduku mendidih di sana
aku selalu menantikan perjamuan malam (kita)
lantas pipimu jadi cawan temu
setelah turun ke hidung, bau parfummu menciptaku
di tengah baju bekasmu,
di lipatan-lipatan usang itu
sehingga aku mendapati celanamu yang gersang
karena siang tadi kau tangkap kunang-kunang
sebagai cinderamata cinta
yang betah bersemayam
sebagai potongan bahagia
yang kau taruh dibawah jendela
ah,
dadaku dadamu jadi sejoli
hingga lampu kamarku  mengerti
dan mati

2013

Monday, April 8, 2013

bukan sunlight and pure fantasies lagi, untuk apa? jika kenyataan kehidupan jauh lebih indah daripada fantasi dan mimpi..

:)

"rumahnya yang mana?"
"batik kumeli nomor enam, pagernya item"
"engga ada item, adanya abu."

jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita..

"Nanti kita enggak akan dadah-dadah lagi ya, enggak akan pisah."
"Why?"

you sent photo
one day, we will never have to say goodbye. only good night.

"kalau gitu kita S2 bareng aja diluar, biar cepet-cepet bisa tinggal sama-sama. "
"aku tuh mau cari rumah, eh apartment aja deh sekarang ya?"
"kamu doain dong biar aku lancar, nanti akhir tahun aku traktir deh."
"IP segitu masih kurang? aku kurang bangga apalagi sama kamu? segitu untuk ukuran maba sudah bagus sekali, sayang."

coba dengarkanlah, harapan aku ini, sebelum kita lanjutkan cita kita berdua
coba pandanglah jiwa yang bertanya ini

"would you be mine?"
"...."
"kalau terima, bawa bunganya, sini, peluk aku."
"...."

jaga hati yang kuserahkan untukmu,
jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita..

"aku sayang banget sama kamu, kalo kamu memang benar terlalu banyak aku sakiti, pilihlah jalan yang membuatmu bahagia, entah tetap denganku atau apapun keinginan kamu supaya kamu bahagia. aku sayaaaaang banget sama kamu. aku akan bahagia melihat orang yang paling aku sayang bahagia walaupun itu  menyakitkan sekali. aku enggak mau ngelepasin kamu."

dan tali asmara yang akan diuji oleh waktu,
berjanjilah, sayangku


"Han. mencintaimu adalah tentang segala cara. Aku ingin semakin lebih baik. Karena kau telah mengupayakanmu untuk jadi yang terbaikku."

hey, ini ku datang sebagai tanda tangan, sebelum kita lanjutkan kasih yang kujanjikan,
selamanya.

"Aku baru kaya gini sama kamu, kenapa ya?"
"Aku takut kehilangan."
"Boleh aku curangi takdir? Boleh aku maksa?"
"all i really need is you, kamu memang yang aku butuhkan."
"Memang. memang kamu segalanya, selamanya."


hey, jangan kau abaikan semua yang indah ini sebelum kita lanjutkan kisah 
yang berlangsung
selamanya,


Nanti kalau Aurora nungguin aku pulang..."
"Enggak! Dia pasti pundung dan ngadu ke daddynya."
"Ih enggak, daddynya yang pulangnya malem terus, sibuk"
"kalau kamu percaya, kamu pasti nungguin aku. tujuh atau delapan tahun lagi." 

berjanjilah sayangku,
sebelum selamanya