Friday, April 15, 2016

Buron

(Maaf jika akhir-akhir ini aku sedikit menulis sajak cinta,
aku trauma, kuketik dengan gemetar di kedua tangan)

Baiklah; akan kuceritakan.

Tadi malam, Pak Polisi datang ke rumah
dengan rambut yang masih berbusa; kutanya ramah
ya, ada apa Pak?
Mukanya tambah gusar, malah
Seluruh kamar, dijarah
Guci-guci pajangan, digeledah
Aku dicecar pertanyaan-pertanyaan, jawabku hanya menggeleng lugu;
bukan Pak, bukan.

Ini semua karena kau meneleponku Sabtu lalu, kau akan berkunjung ke sini barang seminggu.
tidak mungkin kuberikan lagi kau gincu,
atau tujuh macam merk baju
terakhir kau merengek mintaku ke negara bersalju

aku kalang kabut;
karena kamu (dan Pak Polisi yang sekarang cemberut), membuat perutku carut marut;

ternyata Ia luput,
rembulan yang kusembunyikan; kau telan lembut-lembut.
Ah sialan!
aku jadi buronan

No comments:

Post a Comment