Thursday, December 19, 2013

Membelukar (1)

Kenangan-kenangan itu terus tumbuh, menjalar, dulu hanya ada di ujung kepala, sepertinya kenangan-kenangan itu bertunas, tumpukan-tumpukan foto kita yang memupuknya rajin. Adakah sesudut rumah ini yang tidak mengingatkan aku padamu? Seperti sore ini, tunasnya muncul jadi daun, masih hijau segar, satu kelopak daun kenangan mengingatkan wangi napas yang kau embuskan, kelopak yang lain menimbulkan wangi rokok berkhas kau di setiap helanya. Sisa-sisa baju di lemari seperti musim penghujan, setelah tunas itu berdaun, batangnya mulai terlihat dan semakin kuat.
Kemudian tangisku membuat tunas kenangan itu kegirangan, 
Ia semakin cepat tumbuh..

Dan pada saat matahari jatuh di barat, gelap bukan membuat kenangan itu lantas tertidur. Ia bersama kawan-kawan lainnya menciptakan pesta semalam suntuk di otak. Wallpaper ponsel anak-anak yang lupa diganti, seolah-olah menjadi satu shot tequila yang kenangan tenggak. Wajahmu meliar di kepala, suara batuk, teriak hingga tertawamu acap masuk syaraf. 
Lantas aku masuk ke dalam rumah.

Semakin melandai dan akhirnya rata.  
Namun kenangan-kenangan semakin mencuat. Adalah kau yang membetulkan permukaan tanah di halaman belakang hingga akhirnya aku dapat menanam jambu, mangga,  juga manggis. Ingatanku tiba-tiba tumbuh di gundukkan tanah. Ada cangkul yang biasa kau gunakan setiap akhir pekan. Andai kenangan-kenangan itu juga bisa aku kubur dan dimasukkan ke dalam tanah, lalu membiarkannya rata dimakan ulat. 
Sebaliknya, layak akar, kenangan itu terus tumbuh kuat dan menghujam waktu demi waktu sejak kau pergi.

Oktober selalu dingin. Melewati taman, perapian di ruang tengah menunggu untuk dinyalakan.
Setelah bertunas dan mengakar, ingatan kini muncul berbuah dari kayu-kayu yang lambat laun menjadi bara. Kepalaku menjadi hutan rimba, hening di ruang ini membuat suaramu seakan berayun dari pohon-pohon kenangan yang semakin tak berjarak.

2 comments:

  1. Caaaa, setelah membaca, kini kepalaku yg sudah merimba, kian mendamba setiap gaungan suaranya yg menggantung, jadikanlah celah tenggorokanku, kini membuatku ingin meneriakkan namanya....Z.....!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hey ini D? aa maaf tidak bermaksud membuatmu jadi mengingat! ;p

      Delete