Wednesday, November 7, 2018

Renjana Mata

Sementara Malam mulai menangis, mencari apa yang hilang, mungkin mata bintang-bintang,

Jangan bilang kau yang menculiknya
Hah aku?
Iya dan untuk siapa?
Aku berutang pada Mamamu
Untuk menebus dosaku
Memang kau dosa apa pada Mamaku?
Menculik hati anaknya
Dan tak berniat untuk mengembalikan

Jadi akan kukembalikan dengan mata bintang-bintang itu, di langit
Kenapa? Tak bisa bawakan senja?
Ah, senja terlalu Sapardi
Bagaimana dengan mayatmu?
Ah, kau seperti Sutardji

Kemudian apabila Mamaku menerimanya?
Ya sudah, berarti anak perempuannya seharga mata bintang

Hey, tempatku menuliskanmu memang di angkasa

kami membiarkan Malam tersedu sedan,  ramai, tak reda.


No comments:

Post a Comment