Thursday, July 10, 2014

Alasan Mengapa Aku Menyukai Petang

Ada beberapa belas menit sebelum matahari tenggelam, sebelum Ia kembali tidur dalam senja,
di mana matahari bermain-main, dengan tenaganya yang akhir.. Kemudian bercerita menumpah celoteh pada awan-awan kuning keemasan, tentang apa saja yang telah dilihatnya seharian penuh. 

Menuju pukul satu siang misalnya, matahari berpapasan dengan burung, dengan pepohonan, dengan serigala, dengan manusia-manusia yang bekerja, yang mencari makan, 
juga seorang wanita. 
Yang sedang tersenyum, 
Kebetulan matahari berlari ke Bandung Utara , (awan-awan masih setia mendengarkan) ;seksama
Kemudian, dalam kisahnya, 
Matahari jahil
Ia mengisi mata-mata, 
wanita diisinya silau saat itu,

Lalu matahari menghela napas karena kelelahan, badannya yang besar membuat napasnya tersendat-sendat, tertunduk Ia di dekat awan-awan oranye; mencari pundak lalu merebah,
sudah saatnya kembali ke rumah; 
kata awan,

Baiklah sudah cukup ku bercerita; 
Ah padahal,

Langit sedang cantik-cantiknya,
Ketika itu,
Ketika Petang.


No comments:

Post a Comment