Friday, June 13, 2014

13 Juni 2014

Dan bagian terberat untuk Merona adalah untuk menyadari bahwa rindunya bukan setengah jadi. Menjalar kemana-mana, bukan dari tangan menuju kamar-kamar. Menggulung sisa-sisa tenaganya untuk menepis helanya supaya sampai tepi. 

Di satu sisi, masih tentang hal yang setengah jadi tadi, Petang... Mungkin Ia sendiri tidak pernah mengerti, mungkin tidak bisa Ia jelajahi. Bukanlah hal yang dilumrahi, apalagi dijangkaui. Petang mawas diri karena Ia ternyata dirindui. Lelaki itu hanya mencoba melindungi gengsinya dari hati, menjauhkan yang Petang kira memanjangkan durasi.

Merona tahu apa-apa yang datang dari otak kiri dan apa-apa yang datang dari hati.

No comments:

Post a Comment