yang kau
kau
kering kerontangkan
Mungkin ada yang belum terselesaikan; ketika ikal rambutmu kugenggam dalam, sembari semua kenangan yang kusut kurapikan. Dan tawamu seperti biasa, gurih -- ingin kubawa pulang. Ah tapi, nanti bagaimana jika kugalau kepalang?
Mungkin ada yang belum terselesaikan; ketika nyala matamu kupesan via Tiki, katanya baru datang seminggu lagi. Di kotak pesanku, ada paket dari Gaziantep. Kau mengirim hujan cium yang deras. Maka bulirnya singgah di kelopak mata dan dadaku ngilu meradang.
Mungkin,
ada yang belum
terselesaikan; harusnya kucuri detikan waktu agar benar kita abadi, menjelma sajak Sapardi.
"...however far away, I will always..."
Ah kan, aku kembali bernyanyi sendiri. Lagu ini kuputar sudah keduabelaskali. Meluahkan kekata, malam ini aku tidak berteh Tongdji,
tapi ini kali-
Secangkir hitam kopi.
dan pekatnya--
Rindu
ini,
bikinku ingin
bunuh diri.
(Kulihat bayangmu sekilas di bibir cangkir. Bangsat! Bisa-bisanya kau masih menguntit aku)