Aku ingin menceritakan
sebuah pertemuan kecil
di suatu sore
dengan rerintik--angin
angin meniup, mengail
lewat cuping hidungku-
wangi menyengat aroma tubuhmu
hatinya serupa candu yang memikat
--ah mungkin aku jatuh;
mata jingga mengilap mengganti bintang di sela-sela ranting
dan malam tidak membuat hening
kemudian dari stereo, kutanya apakah
lagu-lagu Banda Neira akan menyejenakkan
pusing
kau terkekeh, - ketika berdua mendengarkan
datanglah tiga kucing. putih hitam dan emas kuning
salah satunya bunting,
"lihat ada pesawat menguing-nguing!" dasar kau
bocah,
sahutmu keaku
..can I take it to a morning?.. --ah mungkin aku jatuh;
bulan meluntur, lamat-lamat
menertawakan aku yang sedari tadi, lama-
menyusun sajak,
dan tanganku hanya bisa melipat,
di senyumnya aku
hilang jejak
curang,
hidungnya, kacamatanya, juga tempias pipinya
merebut ruang,
semacam yang membuat petualang lupa jalan pulang
semoga
lampu-lampu kecil yang kerlapkerlip
membawamu kembali,
dari-
ibukota
untuk bertemuku lagi
di-
Bandung utara
dan memberi satu peti
rindu yang
telah ditabung lama-lama
apalagi yang memikat dari sini untuk seorang bocah perantau?
(aku memerhatikan saat) kau meminum bir dengan mata yang disipit-sipitkan
lagunya diigau-igau,
lantas rambutku helainya dipilin dan kaumainkan
(aku tak menoleh saat) kau menengadah mencari sisa bintang yang tadi kita hitung dan terlewatkan
tertawa kita parau
hingga mitos Sirius kau lebar-panjang jelaskan
aku ingin menceritakan--
ah mungkin aku jatuh....
tunggu, tunggu sebentar!
ini langka. ingin kukristalkan
suasana
dalam satu kotak kaca
sebelum akhirnya tubuhku limbung
alamak, kepalaku pusing tujuh keliling.
(kau dan tempat ini benar-benar membuatku miring)
2016.