Ada beberapa belas menit sebelum matahari tenggelam, sebelum Ia kembali tidur dalam senja,
di mana matahari bermain-main, dengan tenaganya yang akhir.. Kemudian bercerita menumpah celoteh pada awan-awan kuning keemasan, tentang apa saja yang telah dilihatnya seharian penuh.
Menuju pukul satu siang misalnya, matahari berpapasan dengan burung, dengan pepohonan, dengan serigala, dengan manusia-manusia yang bekerja, yang mencari makan,
juga seorang wanita.
Yang sedang tersenyum,
Kebetulan matahari berlari ke Bandung Utara , (awan-awan masih setia mendengarkan) ;seksama
Kemudian, dalam kisahnya,
Matahari jahil
Ia mengisi mata-mata,
wanita diisinya silau saat itu,
Lalu matahari menghela napas karena kelelahan, badannya yang besar membuat napasnya tersendat-sendat, tertunduk Ia di dekat awan-awan oranye; mencari pundak lalu merebah,
sudah saatnya kembali ke rumah;
kata awan,
Baiklah sudah cukup ku bercerita;
Ah padahal,
Langit sedang cantik-cantiknya,
Ketika itu,
Ketika Petang.